Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan
dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Macam-macam karya tulis ilmiah :
Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka
karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau
simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang
pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Pada dasarnya bahasa Indonesia merupakan bahasa
nasional yang telah digunakan dari kita kecil dan oleh semua aspek masyarakat
Indonesia, mulai dari bentuk lisan maupun tulisan. Dari segi tulisan,
pemanfaatan bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ilmiah,
semi ilmiah dan non ilmiah. Tapi tidak lepas juga dalam ejaan ataupun kesalah
dalam penulisan sebuah karya ilmiah, seharusnya dalam sebuah penulisan ilmiah
harus mengikuti aturan atau tata cara yang ada. Agar penulisan yang disampaikan
berkesan berisi dan mempunyai bobotnya, dan kata-katannya pun sopan, jelas dan
bisa cepat dimegerti pembaca. Berikut adalah contoh wacana ilmiah :
Mengenal Diri Sendiri
Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal
diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier,
melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial
masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui
apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya
serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan
demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya.
1. Jawablah dengan jujur, apakah anda benar-benar
mengenal diri anda sendiri?
Ada banyak metode mengenal diri. Salah satunya
adalah dengan mengisi kuisioner. Apa pun bentuk metode yang dipilih, tuntutan
dasarnya adalah seseorang harus jujur pada dirinya sendiri. Ambil contoh
ringan, banyak orang tidak jujur saat mengisi kuisioner mengenai dirinya,
terlebih lagi bila hasil kuisioner tersebut dinilai oleh pihak lain. Mereka
mengira dengan menulis jawaban yang ideal, mereka akan mendapatkan hasil
penilaian yang baik, padahal mereka sedang membohongi diri mereka sendiri, yang
justru mengagalkan proses pengembangan diri. Penyebab utamanya adalah karena
banyak orang bersikap untuk memenuhi harapan orang lain. Ketidakjujuran dan
ketidakmampuan untuk bersikap apa adanya membuat mereka tidak menjadi diri
mereka sendiri.
2. Apakah anda jujur pada diri anda sendiri ?
Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa
menyakitkan. Banyak orang merasa mandek dalam kariernya. Mereka menganggap
orang lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa
penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak,
seringkali pula orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam
memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira
mampu melakukan apa saja. Mereka mengembangkan kedua belah lengannya
lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui
bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah
bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri sendiri
adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih
tanpa dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain.
3. Maukah anda memaafkan segala sesuatu yang
telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya dengan hati lapang ?
Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal
nama, alamat, usia, dan apa-apa yang tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal
diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal balik antara seseorang dengan
dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa untuk berhubungan
dengan orang lain. Mereka mengembangkan berbagai cara komunikasi efektif dengan
orang lain demi tercapainya tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar
mengenal diri sendiri, seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik
yang baik dengan dirinya sendiri. Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk
melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri agar mampu
memahaminya dengan baik. Proses ini adalah
ketrampilan yang harus diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat,
karena sebelum bertindak seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih dahulu
dengan dirinya sendiri, “apakah ini adalah sesuatu yang sesuai dengan diri
saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri saya?” Dengan kata lain
proses mengenal diri sendiri adalah proses membangkitkan kesadaran diri. Dan,
bagian terberat dalam proses ini adalah belajar untuk disiplin.
4. Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri ?
Salah satu bentuk disiplin yang menuntun pada
pengenalan diri adalah mengamati diri secara cermat – mengamati setiap
perasaan, pikiran, harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi
dalam diri sendiri. Para spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi,
khusyu’, mengheningkan cipta, atau berbagai istilah lain. Pengamatan ini
menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang mampu melihat secara jernih
pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan, bakat dan ketrampilan yang
dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk menggunakan semua pikiran, perasaan,
kemampuan, bakat dan ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier.
Pengamatan diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan
sehari-hari. Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang berkesempatan
untuk menyadari betapa banyak gejolak pikiran, perasaan yang muncul silih
berganti.
5. Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri
?
Banyak orang mengaburkan arti menjadi “diri
sendiri” dengan “semaunya sendiri”.
Menjadi diri sendiri melalui proses mengenal diri adalah menumbuhkan pengendalian
diri karena dalam mengembangkan dirinya seseorang harus senantiasa berjalan
pada potensi-potensi yang dianugerahkan padanya. Selain itu, banyak orang
menjadi apa yang dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai dengan
dirinya. Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik.
Tak ada orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi dan bakat yang
berbeda-beda.Tugas manusia adalah menggunakan semua itu untuk kemajuan
kehidupan ini. Tujuan mengenal diri untuk pengembangan karir adalah mengenal
apa potensi-potensi, bakat-bakat, kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri
agar bisa digunakan untuk kemajuan karir. Selain itu, mengenal diri akan
menumbuhkan
kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk
pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi langkah
kemajuan karir.
Referensi :
http://mbuw.blogspot.com/2010/10/wacana-yang-membedakan-pemanfaatan.html
http://joerig.wordpress.com/2007/06/20/mengenal-diri-sendiri/
0 komentar:
Posting Komentar