Senin, 19 November 2012

Terima Kasih

Sejak kecil kita diajari oleh orang tua kita untuk mengucapkan terima kasih, jika kita menerima sesuatu dari orang lain. Dan sampai sekarang kebiasaan baik untuk mengucapkan terima kasih itu pasti terbawa. Biasanya kita dengan spontan mengucapkan terima kasih jika orang lain memberi sesuatu kepada kita. Kita juga mengucapkan terima kasih untuk pemberian Tuhan kepada kita. Kata “terima kasih” bisa diartikan: saya menerima pemberian kasih. Tapi kata ini juga bisa dimengerti seperti ini: saat saya menerima, saya juga harus siap memberi kasih, menerima dan memberi harus sama-sama kita lakukan.


Untuk bisa memberi diperlukan bukan hanya kemampuan, tetapi yang terutama kerelaan. Ada orang yang mampu, tetapi kalau tidak rela, ya tidak bisa memberi. Belajarlah memberi dengan kerelaan hati agar “kelebihan kita mencukupkan kekurangan mereka, dan kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kita, supaya ada keseimbangan”. 

Face to Face

Zaman era globalisasi saat ini orang lebih sering menatap screen daripada menatap wajah orang lain. Lihat saja, kemanapun kita pergi kita tidak pernah lepas dari yang namanya hand phone. Setiap ada kesempatan kita selalu menatap screen kecil ditangan kita yang membuat kita bisa mengirim dan menerima apa saja mulai dari gambar, film, text, dan musik. Kita banyak menggunakan komunikasi lewat email, YM, sms, dan telepon.


Sebenarnya, tidak ada produk teknologi apapun yang bisa menyamai indahnya sebuah pertemuan muka dengan muka. Pertemuan langsung secara pribadi/lebih tidak bisa digantikan oleh teknologi manapun, mengirim pesan lewat email atau sms memiliki banyak keterbatasan. Kita tentu pernah mengalami yang namanya salah paham ketika sms yang kita kirim dimaknai berbeda dengan maksud kita yang sesungguhnya.

Kalau kita bertemu secara langsung akan memberikan kita kesempatan yang lebih luas mengekspresikan kasih kita kepada orang lain daripada hanya lewat email atau sms yang tidak bernada apa-apa. 

Mengingat Itu Penting


 Salah satu faktor penting dalam proses belajar adalah “mengingat”. Mengingat adalah upaya menarik kembali atau memanggil kembali apa yang sebelumnya pernah kita terima dalam pikiran kita. Otak manusia itu kan seperti Computer yang menyimpan banyak data.

Kita bisa memanggil data yang ada di memori kita untuk keperluan apa saja. Tetapi ada orang yang bisa menyimpan informasi dalam otaknya dalam jangka waktu yang lama, ada yang hanya sebentar saja lalu dia sudah lupa, dan biasanya kalau kita cepat lupa itu dikarenakan kita sendiri tidak pernah mempergunakannya.

Kalau kita sering menggunakannya dam bahkan melakukannya, maka data itu akan kuat tertancap dan melekat dalam ingatan kita. Contohnya dengan cara sederhana yaitu, nomor telepon yang sering kita pakai, akan kita ingat dengan jelas, sedangkan yang jarang kita pakai, perlahan-lahan akan kita lupakan. Jadi mengingat itu penting dalam kehidupan kita.

Cita-Cita


Setiap orang mempunyai banyak keinginan (cita-cita). Bagi diri kita cita-cita itu pastilah sesuatu yang baik dan membahagiakan bagi diri kita sendiri. Bila cita-cita itu tercapai, betapa senang dan bahagianya kita. Akan tetapi, bila cita-cita itu gagal tercapai, betpa kecewanya kita, bahkan tidak jarang orang yang kecewa itu malah jadi putus asa. 

Nah, agar cita-cita itu berkenan bagi Tuhan dan agar kita senantiasa diberkati dalam mencapai cita-cita itu, serahkanlah lebih dulu kepada Tuhan cita-cita itu, dan mohonkanlah agar cita-cita itu juga menjadi rencana Tuhan bagi kehidupan kita. “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadanya dan Ia akan bertindak”. Bila kita menyerahkan cita-cita kita kepada-Nya, maka baik berhasil maupun gagal Tuhan tetap menyertai kita.

Kamis, 08 November 2012

Hidup Sederhana


Batasan hidup sederhana bagi hampir setiap orang bersifat relatif. Sebab apa yang menurut saya sederhana belum tentu sederhana menurut orang lain, demikian juga sebaliknya.

Hidup sederhana berarti hidup dengan seadanya, bersahaja, secukupnya, tidak berlebih-lebihan. Misalnya, bila kita ingin makan sehat, tidak harus dengan lauk yang beraneka ragam (ada ikan, daging, telur, dan sebagainya), sayur dan buah yang bermacam-macam pula, kita cukup makan dengan masing-masing satu jenis lauk, sayur dan buah. Tidak perlu berlebihan, baik jenis maupun jumlahnya. Latihan hidup sederhana, atau mencukupkan diri membuat kita menyadari bahwa hidup kita di dunia ini seperti layaknya seorang musafir, seorang yang hanya menumpang di dunia yang sementara ini.

Orang yang hidup sebagai musafir tidak akan memiliki satu ambisi untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, sebagaimana seorang yang sedang berpergian tidak akan membawa bekal sebanyak-banyaknya, karena dia tahu seluruh hidupnya adalah sebuah perjalanan yang bersifat sementara.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah Bagian dari Kebudayaan


Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bagian dari kebudayaan. Ilmu pengetahuan berhubungan dengan dorongan manusia atas pengetahuan, pengenalan, dan pemahaman. 

Teknologi berhubungan dengan dorongan manusia atas kemampuan dan penguasaan dunia. 

Selain itu, di dalam diri manusia ada juga dorongan akan keindahan untuk melihat dan mewujudkan apa yang dilihat, dirasakan, atau dialami sebagai keindahan itu. 
Di sinilah kemudian timbul seni, yaitu keahlian mewujudkan keindahan itu dengan alat-alat tertentu.

Selasa, 06 November 2012

Gaya Hidup Modern


Gaya hidup modern adalah gaya hidup dengan pola terbaru tingkah laku sehari-hari segolongan manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman. Yang merupakan tuntutan zaman adalah hidup dengan menghargai waktu, karena waktu adalah sesuatu yang dianggap sangat berharga. Bahkan ada yang berkata “waktu adalah uang”. Tuntutan lainnya adalah dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang.

Dengan demikian, gaya hidup modern adalah gaya hidup yang menghargai waktu, terbuka terhadap perkembangan dan kemajuan; terus-menerus belajar, karena dunia terus-menerus berkembang.
Bentuk gaya hidup modern:
·        Menjadikan “status” sebagai sesuatu yang penting
·        Mobilitas yang tinggi
·        Bercengkerama di tempat-tempat tertentu
·        Lunch, Golf, Dinner (LGD)
·        Pernikahan Agung
·        Wisuda
·        Gaya Hidup Instan
·        Gaya Hidup Dengan Teknologi Komunikasi

Keinginan Hati


Setiap orang pasti mempunyai keinginan hati, kita dapat melakukan apa saja sesuai dengan keinginan hati kita. Dorongan-dorongan hasrat (hati) yang tidak terkendali, tidak perlu dikendalikan. Yang perlu adalah dorongan hasrat yang tidak pernah dibiarkab tersalur. Dari pengalaman kita sehari-hari, kenginginan-keinginan yang tidak tersalur dapat menimbilkan dampak-dampak yang sangat merugikan, baik bagi diri orang yang bersangkutan maupun bagi orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, keinginan yang timbul dari dalam hati harus dibiasakan tentang hal-hal yang positif. Dengan menyalurkan dorongan-dorongan itu, kita belajar dalam membentuk dan mengasah kepekaan dan kepribadian kita sendiri ke hal yang lebih bermanfaat.

Audit Kinerja


Pada dasarnya proses audit, baik itu untuk audit keuangan, audit kepatuhan, audit manajemen, audit program, dan audit jenis lainnya scara umum hampir sama. Perbedaan yang mendasar antara satu macam audit dengan audit yang lainnya terletak pada penentuan dan pelaksanaan tugas-tugas khusus (spesific tasks) yang menggambarkan kekhususan dari masing-masing audit. Sturktur audit kinerja terdiri atas : tahap pengenalan dan perencanaan, tahap pengauditan, tahap pelaporan, dan tahap penindaklanjutan.

Masalah mendasar dalam audit kinerja adalah belum adanya indikator kinerja (kriteria audit) yang pasti bagi setiap organisasi. Hal ini wajar, mengingat output dari suatu program belum tentu dapat diukur dengan pasti. Kesulitan pengukuran kinerja juga dimungkinkan bila suatu program dalam pelaksanaannya memakan waktu lebih dari satu tahun. Untuk tujuan audit kinerja tahun tertentu, ada kemungkinan organisasi kesulitan untuk menentukan ukuran keberhasilan ataupun kegagalan program tersebut.

Proses audit kinerja pada akhirnya akan menghasilkan serangkaian rekomendasi untuk perbaikan kinerja suatu organisasi. Rekomendasi-rekomendasi yang diberikan oleh auditor diharapkan dapat segera diimplementasikan oleh pihak-pihak yag berwenang. Dalam pengimplementasian rekomendasi, auditor hanya berperan sebagai pendukung, hal ini penting untuk menjaga independensi auditor. Pengimplementasian rekomendasi secara penuh menjadi tanggung jawab unit kerja, eksekutif dan legislatif (dari sisi legal formalnya). Auditor perlu melakukan follow-up untuk memperoleh kepastian tentang tindakan yang diambil oleh manajemen berkaitan dengan rekomendasi yang diusulkan oleh auditor.

Menuruti Pandangan Mata


Tuhan telah memberkan kepada setiap manusia berbagai macam panca indera, salah satunya adalah penglihatan (mata). Dalam masa muda keinginan indera harus disalurkan, karena dengan demikian kita memanfaatkan kesempatan untuk menikmati hal-hal yang indah dalam hidup kita. Dengan demikian, kita semakin mengenal akan keindahan ciptaan Tuhan.

Namun, tetaplah waspada terhadap godaan-godaan jahat yang ada di sekitar kita. Sekarang banyak disajikan tontonan yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, terutama agama. 

Motivasi


Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar  atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi sangat menentukan bagi tindakan dan tingkah laku kita, sebab motivasi itu mempengaruhi segala tindak tanduk dan pikiran kita.
Setiap orang memiliki motivasi hidup. 

Persoalannya, apakah motivasi itu benar atau salah? Motivasi kita untuk belajar, tentulah semata-mata untuk memperoleh ijazah, tetapi untuk memiliki pengetahuan, meningkatkan daya nalar, dan bila mungkin menguasai dan memajukan pengetahuan yang diajarkan kepada kita. 

Bila motivasi kita hanya untuk memperoleh ijazah, maka belajar itu sendiri menjadi tidak penting. Motivasi seperti ini tidak baik, meskipun dalam kenyataan sehari-hari ada banyak orang yang memiliki motivasi seperti itu. Contoh lain: motivasi seseorang adalah ingin menjadi kaya. Motivasi itu tidak salah, yang sering kali salah adalah cara orang untuk mencapai status kaya tersebut. Bila Cuma sekedar kaya, bisa saja orang itu mencapainya melalui jalan apa saja “menghalalkan semua cara”.   

Materialistis


Materialistis adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu, termasuk kehidupan manusia, di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indera. 

Segala aktivitas hidup diarahkan pada harta benda, uang, dan benda-benda berharga serta mengesampingkan nilai kerohanian. Manusia tidak dipandang sebagai tubuh dan jiwa, tetapi benda-benda produksi yang akan mendatangkan keuntungan. Guna mencapai tujuannya, segala hal boleh dilakukan. Karena itu sifat materialistis itu kurang baik.

Senin, 05 November 2012

SUCCESS IS YOU

Setiap kali saya mendengar kata sukses, hal pertama yang timbul dalam pikiran saya adalah “bahagia”. Banyak orang jika ditanyakan apakah anda ingin sukses? Pasti orang itu akan menjawab “saya ingin sukses”, tetapi sering kita melupakan bahwa dibelakang dari kesuksesan tersebut banyak masalah dan tantangan yang harus dilalui untuk mencapai kesuksesan itu, sukses tidak dapat diraih secara instant, setiap orang sukses pasti melalui proses untuk menuju kesuksesan tersebut, seperti halnya bapak Ir. Ciputra. Bagi Ciputra, perintis pengembang properti nasional sekaligus pembangun 20 kota satelit di seluruh Indonesia, pengalaman hidup susah sejak kecil adalah pemicu kesuksesannya. Ciputra sukses menjadi contoh kehidupan sebagai seorang manusia, memang, dia tidak menjadi konglomerat nomor satu atau nomor dua di Indonesia, tapi dia adalah yang TERBAIK (Be The Best) dibidangnya real estate. ”Kalau sudah merasa berhasil, biasanya kreativitas akan mandek, oleh karena itu Ir. Ciputra belum merasa sukses. 

Oleh sebab itu saya ingin menjadi pengusaha yang sukses seperti beliau yang mempunyai komitmen dan prinsip yang kuat menjadi yang terbaik (Be The Best) tidak hanya itu saja saya ingin menjadi yang berbeda (Be Diffrent) dan yang pertama (Be The First). Dengan modal dasar yaitu Ilmu Ekonomi dan Ilmu Akuntansi yang saya pelajari di perkuliahan sampai saat ini, ditambah dengan modal semangat dan yakin bahwa saya adalah orang yang sukses.

Yang berhasil itu bukan orang pandai, tapi orang yang kelihatan pandai. Itu sebabnya, orang yang sudah pandai harus belajar tampil pandai. Banyak orang yang secara akademis pandai, menolak belajar tampil baik, karena menurutnya kepandaian akademis adalah segalanya, dan orang akan otomatis tahu bahwa dia orang pandai. Ternyata tidak begitu. Orang pandai yang tidak kelihatan pandai, tidak akan terpakai.

Tidak ada strategi jangka panjang yang tepat, tanpa keberhasilan jangka pendek. Dan tidak ada impian yang patut dihormati, tanpa kesediaan untuk menindak-lanjuti rencana yang terdekat dengan segera. karena telah banyak sekali jiwa baik yang sangat berbakat, yang impian besarnya dihancurkan oleh rasa malas yang paling kecil. Tetaplah menjadi jiwa yang merajinkan diri. Lakukanlah yang mungkin, untuk mencapai yang tadinya tidak mungkin.
You have my confidence. You can do it! (mtgw)