Pada dasarnya proses audit, baik itu untuk audit
keuangan, audit kepatuhan, audit manajemen, audit program, dan audit jenis
lainnya scara umum hampir sama. Perbedaan yang mendasar antara satu macam audit
dengan audit yang lainnya terletak pada penentuan dan pelaksanaan tugas-tugas
khusus (spesific tasks) yang menggambarkan kekhususan dari masing-masing audit.
Sturktur audit kinerja terdiri atas : tahap pengenalan dan perencanaan, tahap
pengauditan, tahap pelaporan, dan tahap penindaklanjutan.
Masalah mendasar dalam audit kinerja adalah belum
adanya indikator kinerja (kriteria audit) yang pasti bagi setiap organisasi. Hal
ini wajar, mengingat output dari suatu program belum tentu dapat diukur dengan
pasti. Kesulitan pengukuran kinerja juga dimungkinkan bila suatu program dalam
pelaksanaannya memakan waktu lebih dari satu tahun. Untuk tujuan audit kinerja
tahun tertentu, ada kemungkinan organisasi kesulitan untuk menentukan ukuran
keberhasilan ataupun kegagalan program tersebut.
Proses audit kinerja pada akhirnya akan
menghasilkan serangkaian rekomendasi untuk perbaikan kinerja suatu organisasi. Rekomendasi-rekomendasi
yang diberikan oleh auditor diharapkan dapat segera diimplementasikan oleh
pihak-pihak yag berwenang. Dalam pengimplementasian rekomendasi, auditor hanya
berperan sebagai pendukung, hal ini penting untuk menjaga independensi auditor.
Pengimplementasian rekomendasi secara penuh menjadi tanggung jawab unit kerja,
eksekutif dan legislatif (dari sisi legal formalnya). Auditor perlu melakukan
follow-up untuk memperoleh kepastian tentang tindakan yang diambil oleh
manajemen berkaitan dengan rekomendasi yang diusulkan oleh auditor.
0 komentar:
Posting Komentar